Sebagian besar dari kita merindukan masa kecil dan ingin kembali menjadi anak-anak. Yup, masa kecil sering dikaitkan dengan hal-hal yang menyenangkan. Namun, nyatanya tidak semua orang memiliki masa kecil yang menyenangkan. Sayangnya, pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan tidak bisa diubah, padahal apa yang kita alami waktu kecil bisa berpengaruh pada cara kita bertindak dan berpikir sekarang. Nah, dari pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan ini bisa menyebabkan inner child yang terluka.
Menurut Mariam-Webster, inner child adalah bagian diri kita yang tersembunyi dan bersifat seperti anak-anak, misalnya sifat spontan, ingin bersenang-senang, dan kreatif. Tapi, inner child juga bisa disertai sakit hati, marah, dan ketakutan dari pengalaman masa kecil. Beberapa orang masih menyimpan luka masa kecil atau memiliki inner child yang terluka dapat berpengaruh pada kemampuan dalam merasakan kebahagiaan, menikmati hidup di masa sekarang, mencapai kesuksesan, bahkan membesarkan anak-anak sesuai keinginan mereka.
Inner child yang terluka bisa disebabkan karena mengalami atau menyaksikan pengalaman tidak menyenangkan waktu kecil. Mungkin, dulu kita nggak paham mengapa pengalaman itu bisa terjadi, yang kita tahu hanya pengalaman itu membuat sakit hati dan trauma sampai kita dewasa. Misalnya, waktu kecil memiliki pengalaman pernah dilecehkan atau memiliki orang tua yang abusive.
BACA JUGA: Tips Bangkit Dari Trauma Masa Kecil
Kadang, kita nggak menyadari kalau jauh di dalam diri kita, kita masih menyimpan luka masa kecil atau inner child yang terluka. Yuk, cek apakah inner child-mu terluka lewat 5 tanda di bawah ini:
Kamu nggak enakan atau susah mengatakan tidak pada orang lain. Kamu juga sulit membuat batasan diri, selalu berpikir kalau batasan yang kamu buat akan memberatkan orang lain. Padahal, batasan diri itu penting lho, supaya kamu nggak melulu merelakan kenyamanan diri kamu demi orang lain. Ingat ya, nggak harus selalu menyenangkan orang lain, kamu juga perlu memperhatikan kebutuhanmu sendiri.
Selain nggak enakan dan sulit menolak, kamu juga cenderung needy, clingy, atau selalu bergantung sama orang lain. Kamu takut sendirian dan butuh pengakuan atau validasi dari lingkunganmu supaya kamu merasa tetap diterima, selain itu kamu juga cenderung melakukan apapun supaya tidak kehilangan orang lain. Hati-hati ya, karena hal ini bisa mengarah pada ketakutan untuk ditinggalkan orang lain.
Pengalaman masa kecil yang traumatis bisa membuat kamu sulit percaya dengan orang lain karena kamu tidak ingin mengulangi kejadian tersebut. Misalnya, waktu kecil kamu sering dibohongi oleh orang tuamu dan sekarang kamu jadi lebih waspada untuk menghindari rasa sakit hati karena dibohongi. Padahal, bisa jadi ketakutanmu hanya di pikiranmu dan percayalah tidak semua orang berniat demikian, lho.
Pengalaman masa kecil yang nggak menyenangkan bisa membuat kamu sering merasa nggak berharga, merasa selalu kurang, tidak percaya dengan diri sendiri dan kemampuan sendiri. Bahkan, juga cenderung banyak mengkritik dan menyalahkan diri sendiri. Padahal, kamu harus ingat kalau diri kamu juga punya kelebihan, seperti sifat-sifat baik dan pencapaian. Selalu ingat-ingat hal baik dari diri kamu, ya!
Karena pengalaman traumatis di masa kecil, kamu merasa sangat aman berada di zona nyaman, seperti rutinitas dan jadwal yang pasti. Hal ini disebabkan kamu takut menghadapi perubahan mendadak. Kamu mungkin sulit menyesuaikan diri di lingkungan baru atau kejadian yang tidak terduga. Padahal menghadapi perubahan itu bisa membuat diri kita berkembang dan mempelajari banyak hal baru, lho.
Memiliki pengalaman masa kecil yang traumatis adalah suatu hal yang tidak bisa kita ubah, padahal pengalaman waktu kecil bisa mempengaruhi diri kita sampai dewasa. Cobalah berdamai dengan inner child-mu yang terluka dengan menerima trauma dan seluruh perasaanmu, selalu ingat-ingat hal baik dari diri kamu, dan mulai menulis jurnal untuk mengurai penyebab kamu merasakan perasaanmu. Kalau kamu masih belum bisa berdamai dengan inner child-mu yang terluka, kamu bisa konsultasi dengan psikolog di e-Counseling Ibunda hanya dengan klik disini.
Referensi:
Jakarta, 13 Desember 2024 – Ibunda.id, platform kesehatan mental terkemuka di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Eternal ...
Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...
Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id