Hampir sebagian besar orang yang memiliki depresi menyembunyikannya dari orang terdekat. Mereka seringkali berpura-pura tersenyum dan berusaha terlihat baik-baik saja untuk meyakinkan orang lain, khususnya orang-orang terdekat, bahwa mereka dalam kondisi stabil.
Bukan karena tidak percaya, namun ada berbagai alasan mengapa mereka memutuskan menyembunyikan dan menghadapi depresinya sendirian. Berikut beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk menyembunyikan depresi yang dialaminya.
Takut membebani orang lain
Seseorang dengan depresi biasanya memandang dirinya sebagai beban jika menceritakan kesulitannya pada orang lain, sehingga tidak ingin melibatkan orang lain dalam proses mereka mengatasi depresi.
Hal ini umumnya terjadi pada orang-orang yang terbiasa mendahulukan orang lain. Mereka terkadang tidak tahu bagaimana meminta bantuan orang lain, sehingga lebih memilih untuk menyimpannya sendiri.
Merasa malu dan takut dianggap lemah
Alasan ini sering mendasari individu yang memandang bahwa depresi merupakan "cacat karakter", sebuah aib, atau tanda kelemahan. Sehingga mereka malu karena tidak mampu mengelola apa yang ia rasakan sendiri.
Alasan lain mengapa mereka memilih untuk menyembunyikan depresi tanpa memberi tahu orang lain adalah karena takut dan khawatir jika orang lain menggunakan fakta ini untuk menyakiti mereka.
BACA JUGA: Smiling Depression, Bukti Kalau Depresi Nggak Selalu Identik dengan Menangis
Denial atau tidak mengakui depresi
Terkadang bukan seseorang secara sengaja menyembunyikannya, namun justru karena mereka juga tidak mau mengakuinya. Mereka mungkin menyangkal jika mereka dalam kondisi depresi.
Mereka berpikir bahwa selama mereka menyembunyikan depresi dengan berusaha terlihat baik-baik saja berarti mereka tidak mengalaminya dan depresi akan hilang dengan sendirinya.
Merasa bersalah
Sebagian orang berpikir hadirnya depresi merupakan suatu kesalahan saat mereka mengalaminya. Mereka berpikir bahwa seharusnya mereka memiliki kehidupan yang baik dan bebas dari depresi.
Terutama bagi mereka yang mungkin memiliki profesi atau identitas yang dianggap bebas dari gangguan mental, misalnya orang-orang dibidang kesehatan secara umum maupun dalam bidang kesehatan mental.
Merasa sendiri dan terisolasi
Sebagian orang tumbuh dan percaya bahwa merekalah satu-satunya yang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Mereka berpikir bahwa orang selain mereka memiliki kehidupan yang sempurna dan bahagia. Apalagi jika aktif menggunakan media sosial.
Saat membandingkan diri dengan orang lain, mereka mungkin mulai merasa sendiri dan terisolasi, sebab merasa hidup yang mereka miliki buruk dan gagal. Sehingga lebih memilih untuk menyembunyikan depresi.
BACA JUGA: Alasan Mengapa Depresi Membuat Kita Kelelahan
Menghadapi depresi adalah suatu perjuangan. Berusaha menyembuhkannya berat jika dilakukan sendirian. Rasa cemas untuk memberitahu orang terdekat tentang apa yang kamu rasakan adalah hal yang wajar.
Namun segala yang kamu khawatirkan tidak selalu terjadi sebelum kamu mencobanya.Banyak kisah inspiratif orang diluar sana yang justru mendapatkan besar sekali dukungan dari orang sekitar untuk pulih dari depresi. Jangan hadapi sendirian ya! Coba percaya satu saja orang untuk menceritakan kondisimu dan berbagi kesulitan yang kamu hadapi.
Mulailah perjalanan untuk pulih dari depresi bersama psikiater dr. Jiemi Ardian melalui kelas online “Overcoming depression”.
Kapanpun kamu membutuhkan kelasnya, temukan di website insightme.id ya!
Referensi:
Verywellmind
Mental Health Check-Up (MHCU) itu cocok untuk kamu yang akhir-akhir ini sering mengalami stress, overthinking, cemas akan masa depan, dan sulit mengel ...
Seseorang yang memiliki trauma sangat rentan mengalami kecemasan, depresi, insecure, permasalahan tidur, panic attack, sulit berkonsentrasi, ataupun o ...
Seseorang yang berada dalam fase depresi seringkali merasa sedih, merasa bersalah, putus asa, mudah tersinggung, kehilangan motivasi beraktivitas, dan ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id