Depresi bukan hanya tentang perasaan sedih dan hilangnya motivasi. Tetapi, juga tentang perjuangan seseorang menemukan support system yang mau mendengar, mengerti, dan membantu mendampingi ketika berjuang pulih dari depresi.
Sayangnya beberapa orang yang belum beruntung, mereka justru memperoleh penolakan dan pengabaian ketika mengalami depresi yang membuat mereka enggan lagi terbuka dan kehilangan harapan untuk pulih dari depresi.
Survey Mental Health America (MHA) menyebutkan 56% individu enggan untuk mencari bantuan dan memilih menyembunyikan gejala depresi karena takut dianggap lemah. Data ini cukup selaras dengan survey American Psychological Association (APA) bahwa lebih dari 30% individu dewasa merasa malu bercerita atau mencari pertolongan ketika menemukan dirinya memiliki gejala depresi.
Masih tingginya stigma dari masyarakat akhirnya membuat seseorang memilih bersikap seolah tidak ada masalah dan berjuang sendiri melawan depresi tanpa bantuan profesional. Padahal dalam jangka panjang, keputusan untuk tidak mencari bantuan profesional dapat memperburuk kondisi mental dan emosional mereka.
BACA JUGA: Alasan Seseorang Sembunyikan Depresi dari Orang Terdekat
Penelitian menunjukan bahwa semakin lama mengabaikan gejala depresi dan menunda pemulihan depresi, dapat memicu dampak seperti:
Munculnya stress dan kecemasan
National Institute of Mental Health (NIMH) dan American Psychological Association (APA) mencatat menunda pengobatan depresi dapat memicu peningkatan tingkat stress dan kecemasan karena adanya perasaan terisolasi dan ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan
Memicu munculnya self-harm
Journal of Affective Disorder menyebutkan bahwa seseorang yang merasakan emosi atau gejala negatif akibat depresi sering memilih negative coping untuk melampiaskan emosi, menghilangkan mati rasa, maupun memberikan kelegaan yang sulit diperoleh apabila melakukan positive coping
BACA JUGA: Emotional Numbness, Ketika Kamu Merasakan Kekosongan Emosi
Kehilangan motivasi dan menurunkan minat
Studi Frontiers in Psychology menjelaskan bahwa penurunan hormon dopamin memicu berkurangnya motivasi dan minat seseorang terhadap aktivitas yang sebelumnya menyenangkan. Bahkan, seseorang menjadi kesulitan dalam mengelola emosi sehingga cenderung kehilangan minat terhadap hal dulu disukai
Meragukan tujuan hidup
Studi American Journal of Affective Disorder menunjukkan bahwa seseorang dengan depresi memunculkan distorsi kognitif yang memicu seseorang meragukan kemampuan mereka walaupun memiliki kemampuan atau sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut
Sulit mengendalikan emosi
Studi Frontiers in Human Neuroscience menyebutkan otak seseorang dengan depresi terjadi peningkatan aktivitas amigdala dan penurunan fungsi prefrontal cortex sehingga mengganggu kemampuan seseorang untuk mengelola dan merespon emosi
Muncul permasalahan tidur
Journal of Affective Disorder menjelaskan seseorang dengan depresi cenderung mengalami penurunan kualitas tidur karena kesulitan untuk tidur dan sering terbangun di tengah malam. Ditambah dengan tingginya hormon kortisol yang membuat seseorang tetap terjaga, walaupun tubuh membutuhkan istirahat
Sebenarnya, mencari bantuan profesional psikolog maupun psikiater adalah langkah penting untuk pulih dari depresi. Dengan dibantu oleh orang yang tepat seseorang dapat mencari tahu alasan munculnya depresi, langkah untuk pulih dari depresi, maupun tips mencegah kekambuhan dari depresi di masa mendatang.
Yuk, untukmu yang ingin memulai langkah pulih dari depresi bisa mulai dengan mengkonsultasikan permasalahan bersama psikolog ibunda.id ataupun mengikuti Kelas Online InsightMe: Saatnya Bangkit dari Depresi bersama dr. Jiemi Ardian Sp.KJ.
Untuk informasi kelas selengkapnya, klik disini ya!
Referensi:
American Psychological Association (APA)
American Journal of Affective Disorder
Frontiers in Psychology
Frontiers in Human Neuroscience
Journal of Affective Disorder
Mental Health America (MHA)
National Institute of Mental Health (NIMH)
Mental Health Check-Up (MHCU) itu cocok untuk kamu yang akhir-akhir ini sering mengalami stress, overthinking, cemas akan masa depan, dan sulit mengel ...
Seseorang yang memiliki trauma sangat rentan mengalami kecemasan, depresi, insecure, permasalahan tidur, panic attack, sulit berkonsentrasi, ataupun o ...
Seseorang yang berada dalam fase depresi seringkali merasa sedih, merasa bersalah, putus asa, mudah tersinggung, kehilangan motivasi beraktivitas, dan ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id