Sebagian orang mengatakan jika perasaan gagal itu sebetulnya datang dari ekspektasi kita yang terlalu tinggi. Sehingga saat harapan itu tidak tercapai, kita menjadi sangat kecewa dan merasa gagal.
Di satu sisi, ekspektasi justru sering menjadi alasan kita bekerja keras dan melakukan yang terbaik untuk meraih mimpi. Apa akhirnya ekspektasi tetap salah? Kita ngga boleh berekspektasi?
Eitss, sebentar. Kita bahas satu persatu ya sebelum salah paham tentang ekspektasi ini terus berlanjut.
Definisi Ekspektasi
Ekspektasi sendiri merupakan bayangan atau keyakinan kita terhadap suatu hasil tertentu atau apa yang kita bayangkan tentang suatu hal akan terjadi.
Saat berekspektasi, secara tidak sadar kita akan membayangkan hasil yang baik. Oleh karena itu, kita sering menggantungkan rasa puas dan kebahagiaan diri pada ekspektasi tersebut.
Hal ini wajar terjadi, sebab manusia memang secara alamiah memiliki kecenderungan untuk menggantungkan kebahagiaan pada harapan-harapan baik.
BACA JUGA: Tips Tahan Banting Walau Gagal SBMPTN
Ekspektasi dan Kegagalan
Harapan dan ekspektasi yang baik umumnya meningkatkan optimisme dalam hidup. Sehingga memiliki ekspektasi tertentu bukanlah hal yang salah selama ekspektasi tersebut didasari alasan yang baik dan kita terus berusaha untuk mencapainya.
Namun ekspektasi akan menjadi masalah apabila ekspektasi yang kita miliki terlalu tinggi atau cenderung tidak realistis. Ekspektasi ini termasuk dalam ekspektasi yang tidak sehat.
Sebab saat kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan, kita akan cenderung untuk menyalahkan diri sendiri dan merasa gagal secara berlebihan. Sehingga saat inilah ekspektasi kita yang membuat kita merasa gagal.
Ekspektasi yang Sehat
Umumnya, ekspektasi yang tidak sehat menganggap jika kita bisa mengontrol atau mengendalikan segala hal sesuai dengan yang kita inginkan. Seperti misalnya,
Semua orang akan menyukai kita.
Dunia adalah tempat yang adil.
Ekspektasi ini selanjutnya sering menyebabkan beberapa hal ini, sehingga membuat kita sulit untuk menoleransi kegagalan yang kita alami.
Ekspektasi tersebut melarang kita untuk membuat kesalahan atau resiko untuk bertumbuh.
Ekspektasi tersebut tidak sesuai dengan kemampuan dan dukungan yang kita miliki.
Ekspektasi tersebut tidak memberikan ruang untuk menyesuaikannya dengan keadaan atau kondisi yang kita hadapi.
Ekspektasi kita justru menciptakan lebih banyak masalah ketimbang menyelesaikannya.
BACA JUGA: Lakukan 5 Cara Ini Saat Kamu Mengalami Kegagalan
Cara Mencegahnya
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah untuk menyadari apa saja yang kita harapkan tentang suatu hal. Kamu bisa melakukannya dengan menuliskan apa saja hal yang baik yang kamu inginkan serinci mungkin.
Kemudian, cobalah untuk membedakan antara ekspektasi mana yang ada di bawah atau diluar kendali kita.
Terakhir, mulai pertimbangkan jika ekspektasi yang ada diluar kendali kita mungkin tidak bisa kita capai.
Cara Mengatasinya
Perasaan gagal terkadang kompleks dan sulit untuk dikelola. Jangan biarkan ekspektasi yang berlebihan terus menerus membuatmu merasa gagal dan kehilangan rasa berharga untuk kembali melangkah.
Mulai move on dari kegagalan dengan belajar tentang caranya dari psikiater dr. Jiemi Ardian dalam kelas online Belajar Bangkit Dengan Cepat Dari Kegagalan di Insight Me.
Yuk raih #VersiTerbaikDirimu dan kembali semangat meraih mimpi dengan beli kelasnya sekarang di insightme.id ya!
Referensi:
Psych central
Psychology today
Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...
Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...
Berbeda dengan putus cinta, kehilangan sahabat seringkali menimbulkan kesepian mendalam dan trauma yang sulit sembuh. Selain keluarga, sahabat adalah ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id