...
2
1
Anak & Remaja , Anak Berkebutuhan Khusus , Hubungan Relasi , Keluarga , Masalah Emosi

Apakah Semua Permintaan Ortu Harus dilakukan?

avatar Athiya Nur Azzahra 24 May 2023 702 Pembaca
24 May 2023 702 Pembaca

Kesalahpahaman, perbedaan zaman, hingga jarak usia bisa jadi faktor anak tidak cocok dengan orang tuanya. Namun, bukan berarti kita bisa menilai dan menyebut mereka dengan sebutan toxic parents.


Psikolog Maria Rayna kali ini ingin membagikan tanggapannya mengenai toxic parents disisi anak dan juga disisi sebagai orang tua. 


BACA JUGA: Jadi Anak Rantau Nggak Seasik Itu!


Toxic Parents

Istilah toxic parents mengacu pada orang tua yang menyakiti anak secara fisik, verbal, atau emosional. Memang batasannya seringkali membingungkan dan nggak ada definisi yang lebih kongkret lagi. Namun setidaknya ada 3 hal yang bisa kamu pertimbangkan:


-Memarahi anak mungkin saja karena memang pernah salah

-Kurang memahami posisi anak mungkin saja karena zaman yang sudah berbeda

-Barangkali anak perlu sedikit bersabar untuk menyampaikan maksud dan tujuannya


BACA JUGA: Ketika Menghukum Diri Lebih Mudah daripada Mengapresiasinya


Jadi, beberapa poin ini mungkin aja jadi bahan refleksi kita untuk nggak menyalahkan orang lain terus menerus.


Beberapa Contoh Gambaran dari Toxic Parents

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan batasan untuk kamu juga bisa melindungi diri. Setidaknya beberapa poin ini bisa menggambarkan keadaan toxic parents


  • Memanipulasi anak untuk kepentingan dirinya

  • Selalu mengabaikan emosi anak dan akan berbalik menyalahkan anak 

  • Menyalahkan atau mengancam anak atas situasi buruk yang terjadi

  • Mengontrol agar anak melakukan kemauan orang tua, sebaliknya menghina jika anak tidak patuh


Menyikapi Ketidakcocokan dengan Orang Tua

Terhadap komunikasi dengan orang tua, sebaiknya anak bertindak sopan dengan tetap mementingkan batasanmu sendiri. Kalau nggak cocok, kamu bisa mencoba beberapa argumen ini untuk tetap sopan kepada orang tua:


BACA JUGA: Perasaan yang WAJAR Muncul Ketika Patah Hati


“Terima kasih buat sarannya, Ayah. Nggak apa-apa kalau ayah belum cocok dengan pilihan hidupku. Namun, aku akan sangat bahagia jika ayah membiarkanku memutuskan dan menjalaninya sendiri”

“Maaf ya Mah, tapi kalau aku diperlakukan dengan buruk, aku perlu membela diri”


Untuk anak, ada pentingnya juga kita sedikit lebih melapangkan dada saat berkomunikasi dengan orang tua. Buatmu yang sudah menjadi orang tua, yuk coba berdiskusi dengan anak menggunakan zaman dan cara anak saat ini, biar kita bisa jadi teman mereka.


Butuh berdiskusi lebih dalam dengan psikolog Rayna seputar hubungan keluarga, anak dan orang tua serta pasangan? Kamu bisa booking sesi konselingnya sekarang dan menentukan jadwalnya sendiri disini.


Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Psikolog Anak Bukan Sekedar untuk Anak yang Memiliki Gangguan

Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Trauma Fatherless: Ketidakhadiran Ayah Bisa Memicu Luka Inner Child

Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...

Hubungan Relasi , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Mengapa Kehilangan Sahabat Lebih Menyakitkan Dibanding Putus Cinta?

Berbeda dengan putus cinta, kehilangan sahabat seringkali menimbulkan kesepian mendalam dan trauma yang sulit sembuh. Selain keluarga, sahabat adalah ...

Komentar ( 1 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id


...
anonim
12 Juli 2023

Waahhh