Baca Juga: Gen Z Jadi Generasi yang Paling Aware Mental Health, Bener Nggak?
Trauma sendiri merupakan pengalaman atau kejadian yang mengancam keselamatan atau keamanan seseorang secara fisik maupun emosional dan mampu menghasilkan dampak psikologis yang signifikan dan merusak. Pengalaman traumatik bisa berupa kecelakaan, kekerasan, pelecehan, bencana alam, atau kejadian lain yang menyebabkan rasa tidak aman dan takut.
Tidak semua orang pasti memiliki trauma karena sebenarnya setiap individu memiliki tingkat kepekaan yang berbeda saat berhadapan dengan pengalaman traumatik dan pengalaman hidup yang menyebabkan stres dan kesulitan masing-masing. Jadi, akan ada aja orang yang bertahan dalam masalah hingga nggak memiliki trauma.
Trauma belum tentu terjadi karena pengasuhan atau pola asuh orang tua. Namun pola pengasuhan yang kurang sehat & tidak aman memang mempengaruhi terbentuknya trauma.
1. Orang tua yang belum stabil secara emosional
2. Kekerasan dalam rumah tangga
3. Orang tua yang dengan sengaja mengabaikan atau justru mengontrol berlebihan
Pola pengasuhan seperti ini yang dapat menjadi salah satu faktor yang berperan pada kerentanan seseorang kepada trauma di masa dewasanya. Hal ini disebabkan karena mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengatasi situasi yang menantang atau tidak memiliki dukungan emosional yang dibutuhkan.
1. Faktor sosial dan budaya, misalnya penindasan sejarah yang dapat memengaruhi generasi mendatang melalui identitas dan pengalaman budaya bersama
2. Paparan trauma dapat menyebabkan perubahan ekspresi gen untuk diturunkan ke generasi mendatang
3. Proses pembelajaran yang salah. Misalnya berteriak dan memukul dianggap hal yang wajar
1. Luangkan waktu untuk memproes trauma dengan jujur.
Untuk memproses trauma ini dapat sangat menyakitkan, lakukanlah bersama seorang profesional. Sehingga ketika terjadi suatu gejolak emosi yang intens, kamu bisa segera tertangani dan diminimalkan dampaknya.
2. Temukan orang-orang yang dapat menjadi support system.
Seseorang ini dapat membantumu untuk mendiskusikan berbagai peristiwa sulit yang sedang kamu alami. Sehingga kamu bisa memiliki ruang untuk mengekspresikan emosi dan menjadi lebih lega. Juga mendapatkan perspektif yang baru dan bisa lebih positif.
3. Bergerak atau berolahraga.
Salah satu cara untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental adalah dengan berolahraga. Misalnya aja dengan melakukan yoga, meditasi, dan olahraga aerobik
4. Menjaga kesehatan fisik dengan memenuhi kebutuhan fisik.
Kamu bisa makan makanan yang bergizi, tidur yang cukup, dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
5. Kembali ke rutinitas harian kamu.
Lakukan hal-hal yang biasanya dilakukan, bahkan jika kamu tidak menyukainya.
Nggak ada salahnya untuk mengakuinya kalau kamu butuh bantuan. Kamu bisa ikut komunitas ketahanan mental atau pergi konseling dengan psikolog.
Salah satu bantuan yang bisa kamu dapatkan adalah melalui konseling bersama psikolog ibunda.id. Jika kamu cocok dengan opini psikolog Olga, kamu bisa booking sesi dengannya disini ya
Pernahkah kamu melihat orang depresi mandi dalam waktu yang lama? Bagi sebagian penderita depresi mereka mungkin kesulitan untuk melakukan pekerjaan k ...
Banyak orang yang berada di sekitar penderita depresi merasa lelah melihat orang depresi terus tidur dalam waktu yang lama. Mereka melewatkan jam maka ...
“Jangan nangis, kamu kan laki-laki” adalah salah satu dari banyaknya ungkapan yang ditujukkan untuk laki-laki sedari kecil. Akibatnya, tanpa di ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id