...
0
0
Gangguan Kepribadian , Masalah Diri , Masalah Emosi

Boleh Nggak Sih Marah Sampai Meledak-ledak?

avatar Athiya Nur Azzahra 14 Mar 2023 68 Pembaca
14 Mar 2023 68 Pembaca

Habisnya kalau ditahan sakit, tapi kalo nggak ditahan nanti dibilang baperan

Sejatinya, semua orang wajar dan berhak untuk merasakan emosi marah. Sebab, marah jadi perlawanan ketika kita melihat atau mengalami hal yang tidak tepat. Misalnya diperlakukan nggak adil sama temanmu, ada janji yang diabaikan sahabatmu atau dikhianati sama pasangan.

Mbak Ane, salah satu psikolog Ibunda.id kali ini berkenan untuk memberikan insightnya mengenai emosi marah. Hal apa aja yang perlu dilakukan, hal apa yang harus dihindari, marah yang berbahaya, hingga bagaimana cara menghadapi rasa marah. Yuk kita pelajari disini

BACA JUGA: Depresi Seringkali Terlihat Seperti Malas

Marah yang Berbahaya

Perlu diketahui juga, kalau ada pula marah yang berbahaya. Bahaya buat diri sendiri, buat orang lain, atau buat lingkungan sekitar. Beberapa pertanda kalau marahmu udah berbahaya dan enggak sehat

  1. Marahnya meledak-ledak dan mengganggu kehidupan sehari-hari

Tolak ukur marah yang berbahaya disini adalah ketika kamu nggak bisa mengendalikan kehidupan sehari-hari. Jadi bawaannya mau teriak-teriak sama orang lain atau sengaja bikin keributan 

  1. Marah yang beresiko pada permasalahan kesehatan

Beberapa diantara kita ada juga yang marahnya sampai menyentuh resiko permasalahan kesehatan. Misalnya aja marah yang terus menerus dipikirkan hingga menyebabkan sakit kepala, hipertensi, bahkan serangan jantung. 

  1. Marah yang menciptakan keinginan menyakiti orang lain maupun diri sendiri

Terkadang dititik tertentu, saat seseorang lagi marah berapi-api, mereka tidak mampu mengontrol tindakan dan rencananya sendiri. Fase berbahaya ini bisa saja membuat seseorang menyakiti diri sendiri ataupun orang lain. 

Marah = Gangguan Mental?

Kalau marahnya enggak sehat, maka bisa jadi gejala gangguan mental. Namun, hal ini perlu didukung dengan gejala lain dan penegakan diagnosa dari profesional seperti psikolog atau dokter kejiwaan ya.

Beberapa ciri kemarahan bisa jadi tidak sehat, meskipun bukan berarti sebuah gangguan mental juga kok

1.Marahnya terasa sangat intens dan panjang yang biasanya merupakan hasil dari frustasi keadaan 

2. Membuat seseorang semakin agresif menyakiti diri sendiri, orang lain, bahkan merusak lingkungan 

3. Mudah marah dengan alasan kecil yang umumnya tidak membuat reaksi marah 

4. Sudah ditahap tidak bisa mengekspresikan sama sekali dan justru memilih memendamnya

Hal yang bisa dilakukan ketika marah datang 

Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan kalau rasanya amarah lagi berapi-api berusaha menguasai diri dan pikiran

Identifikasi marah, izinkan ia hadir

Bolehkan dirimu untuk merasakan marah. Merasakan sensasi tubuh terasa panas dan berkeringat, kakimu lemas, kepalamu yang mungkin juga terasa nyut-nyutan. Proses mengenali dan mengizinkan ini diperlukan biar kamu bisa berdamai dengan rasa marah yang ada.

Menenangkan atau merilekskan diri jika dibutuhkan

Daripada langsung berapi-api ketika marah dan nggak mengontrol emosi dengan baik, ada baiknya kamu berpikir dulu sebelum melakukan tindakan apapun. Sebab, marah yang tinggi bisa membuat kita kurang efektif dan efisien dalam membuat keputusan. Makanya jadi suka impulsive deh kalo melakukan berbagai hal!

Lakukan aktivitas untuk menyalurkan marah secara sehat

Berupaya menyelesaikan masalah yang jika sudah siap untuk dibenahi. Ya jika belum siap, maka persiapkan dirimu dulu. Nggak apa-apa kok. Kamu bisa memulainya dengan berkomunikasi secara asertif alias menyampaikan secara terbuka perasaan dan pemikiranmu dengan tetap menghargai dan menjaga perasaan orang lain.

BACA JUGA: Unfinished Business, Ketika Ada yang Belum Selesai 

Jangan lakukan ini ketika marah datang 

Nah sekarang adalah hal-hal yang sebaiknya nggak kamu lakukan kalau kamu lagi marah.

  1. Mengekspos kemarahan ke media sosial.

    Walaupun rasanya butuh banget tempat untuk meluapkan amarah, tapi baiknya jangan mengeksposnya ke media sosial ya. Selain biar nggak menimbulkan kegaduhan di media sosial, khawatirnya satu atau dua postinganmu itu bisa memberikan efek negatif terhadap opini orang lain tentangmu. Karena yang namanya medsos kan cuma setitik aja dari diri kita sepenuhnya.

  1. Meruminasi kemarahan alias memikirkan secara terus menerus terkait dengan kemarahan 

Seperti memikirkan rasa sakit yang dialami dalam jangka waktu panjang, mengapa orang itu menyakiti kita, apa yang seharusnya kita lakukan saat itu, beranda-andai sesuatu yang tidak terjadi. Karena semakin kita memikirkan hal itu, ya rasa sakitnya nggak pergi-pergi, deh.

  1. Bertindak atau memutuskan sesuatu secara emosional dan impulsif

Misalnya aja ketika marah rasanya ingin mabuk mabukan, berkendara, sengaja tidak minum obat rutin, dan sebagainya.

5. Melampiaskan secara agresif pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan

Ini sebenarnya sih sudah dibahas diatas artikel tadi, marah yang begini udah berbahaya dan sebaiknya ditangani dengan baik. Kamu bisa pergi konseling ke psikolog atau berobat juga ke psikiater.

Treatment mandiri ketika rasanya marah sulit dikendalikan

Tenang aja, kamu sebenarnya bisa mengusahakan sendiri cara-cara untuk mengendalikan rasa marahmu.

1. Menyadari rasa marah, memberinya nama dan mendeskripsikannya

“Aku lagi marah karena..” 

“Hari ini aku kecewa banget gara-gara..”

2. Grounding, fokus pada alat indra untuk merasakan apa yang saat ini dirasakan

Ajak tanganmu untuk memahami keadaan sekitarmu. Sentuh bantal yang empuk atau karpet yang bertekstur. Kegiatan ini akan membuatmu lebih tenang

3. Menyalurkan marah ke aktivitas yang aman

Misalnya aja daripada marah-marah sampai serak, kamu bisa berenang biar rasanya tetap lega dan tersalurkan rasa marahnya

4. Nggak ada salahnya untuk melihat sudut pandang lain dengan fakta atau bukti mendukung

Dia nggak membalas pesanmu bukan berarti dia lagi selingkuh, bisa aja ya karena dia ketiduran dan kecapekan banget habis kerja. Hmm, benar juga kan?

BACA JUGA: Hal-hal yang Memperburuk Cemasmu

Marah itu wajar, marah juga melindungi kita dari keadaan yang nggak nyaman. Tapi jangan sampai marah yang mengendalikan tindakanmu karena seharusnya tetap kamu yang mengendalikan emosi dan perilakumu sendiri.

Ingin memproses segala emosi dengan lebih baik? Kamu bisa coba satu sesi dulu bersama psikolog Ane. Sesi online dan corner Jakarta masih tersedia untukmu. Klik disini untuk buat jadwal dengan psikolog Ane ya!


Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Psikolog Anak Bukan Sekedar untuk Anak yang Memiliki Gangguan

Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Trauma Fatherless: Ketidakhadiran Ayah Bisa Memicu Luka Inner Child

Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...

Hubungan Relasi , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Mengapa Kehilangan Sahabat Lebih Menyakitkan Dibanding Putus Cinta?

Berbeda dengan putus cinta, kehilangan sahabat seringkali menimbulkan kesepian mendalam dan trauma yang sulit sembuh. Selain keluarga, sahabat adalah ...

Komentar ( 0 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id