Semua orang pasti pernah mengalami rasa stuck dalam hidupnya. Hal ini bisa terasa seperti:
Hubungan dengan pasangan yang mulai membosankan.
Masa depan yang diimpikan menjadi tidak jelas. Atau
Ada pada titik merasa aktivitas yang dikerjakan sudah tidak ada artinya.
Banyak orang mungkin menyimpulkan hal ini disebabkan karena kita yang malas atau berbagai alasan lain yang menyudutkan diri sendiri.
Padahal sebetulnya ada banyak alasan mengapa kita berada dalam kondisi ini.
Pikiran yang overload atau burnout
Kamu mungkin telah melalui fase hari-hari berat yang stressful dan menghabiskan banyak energi.
Sehingga, usai semua urusan tersebut selesai, rasa lelah mulai menghantuimu dan burnout mulai mengikuti.
Self-sabotaging atau self-limitation
Self-sabotaging atau self-limitation merupakan perilaku membatasi diri yang umumnya disebabkan karena kita terus menerus meragukan kemampuan diri sendiri.
Alhasil kita sering kehilangan keberanian untuk mencoba atau memulai hal baru dan merasa tidak bertumbuh.
BACA JUGA: Rasa Putus Asa Usai Kelulusan
Masalah kesehatan mental
Kehidupan yang terasa “jalan ditempat” juga merupakan salah satu kondisi yang umum dirasakan oleh seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental.
Masalah ini tidak segera diobati dan mulai menipu diri sendiri bahwa tidak ada harapan dan hal yang bisa kita usahakan untuk merubah masa depan.
Awal mula kamu merasa stuck juga bisa bersumber dari kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar saat kamu berada di masa masa terberatmu atau kurangnya apresiasi atas semua usaha yang kamu lakukan.
Kamu mungkin mulai meragukan diri sendiri dan tidak yakin bisa bertahan sendirian.
Perfeksionisme atau fear of uncertainty
Seorang perfeksionis cenderung akan menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki hal-hal kecil dalam hal yang sedang dikerjakan.
Hal ini umumnya akan membuat kita merasa berjalan lambat dan berakhir merasa frustrasi dengan apa yang kita ingin raih.
BACA JUGA: Apa Iya Ekspektasi yang Bikin Kita Ngerasa Gagal?
Konflik emosional dalam diri
Konflik emosional dalam diri ini terjadi apabila apa yang kamu impikan bertentangan dengan bagaimana harapan dan opini orang-orang disekitarmu.
Kemudian kita merasa terjebak dan bingung dengan apa yang bisa kita lakukan. Alhasil stuck dengan yang kita lakukan.
Resisten terhadap perubahan
Di dunia yang sudah sangat berkembang, berbagai ilmu pengetahuan dan skill kita mungkin tertinggal jauh.
Kita mungkin tidak tau darimana harus memulai untuk mengejar ketertinggalan sehingga merasa pesimis dan stuck.
Hilangnya tujuan hidup dan goals
Alasan utama dan kemungkinan terakhir yang menyebabkan kamu “mandeg” adalah karena kamu tidak tau apa yang sedang kamu perjuangkan.
Oleh sebab itu kamu merasa apa yang kamu lakukan tidak berarti.
Apakah kamu sudah menemukan alasan mengapa kamu merasa stuck, langkah selanjutnya adalah mulai ingat kembali impian dan rencanakan cara untuk mencapainya.
Apabila kamu tetap bingung dengan kondisimu, temukan insight baru tentang cara menangani rasa stuck dan anyam impian kembali melalui kelas online di Insight Me yang berjudul Quarter Life Crisis Happy.
Untuk kepoin tentang kelasnya, kamu bisa klik disini ya!
Pengalaman traumatis atau luka emosional akan memicu otak menyembunyikan memori menyakitkan dan emosi di alam bawah sadar untuk menghindari trigger da ...
Mayoritas orang beranggapan menjaga kesehatan cukup dengan medical check-up, namun sering lupa bahwa kesehatan mental juga membutuhkan perhatian seriu ...
International Labour Organization (ILO) merilis data bahwa 63% pekerja di Indonesia mengalami permasalahan kesehatan mental berupa stress, burnout, ke ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id