...
0
0
Anak & Remaja , Gangguan Kepribadian , Karir , Masalah Diri , Masalah Emosi

Cyberbullying dan Dampaknya Pada Kesehatan Mental

avatar Athiya Nur Azzahra 24 Nov 2023 1236 Pembaca
24 Nov 2023 1236 Pembaca

Pembahasan tentang Cyberbullying belakangan ini seringkali muncul lantaran masifnya perkembangan dunia teknologi khususnya media sosial.

Tapi sebenarnya apa itu cyberbullying? Dan benarkah cyberbullying berpengaruh terhadap kesehatan mental? Kita cari tahu, yuk!

Apa Itu Cyberbullying?

Cyberbullying adalah aksi perundungan dengan mengolok-olok maupun menindas seseorang melalui dunia maya. Atau yang biasanya terjadi yaitu melalui platform media sosial, gaming, maupun platform digital lainnya.

 

Sebuah penelitian dengan judul A Majority of Teens Have Experienced Some Form of Cyberbullying menunjukkan bahwa sebanyak 59% remaja dan 33% orang dewasa pengguna internet pernah mengalami cyberbullying.

 

Aksi ini dilakukan dengan tujuan mempermalukan maupun menakuti target dengan cara-cara seperti di bawah ini:

-       Mempermalukan korban di media sosial dengan menyebarkan berita bohong atau aib

-       Mengirim komentar berbau ejekan melalui kolom komentar korban

-       Mengucilkan seseorang ketika bermain game online

-       Membuat akun palsu atau impersonate seseorang dengan tujuan tidak baik

-       Melakukan pelecehan terhadap sesama ataupun lawan jenis

 

Cyberbullying umumnya muncul karena pengaruh dari lingkungan yang kurang positif, baik itu di rumah, sekolah, maupun tempat bermain.

 

Dampak Cyberbullying terhadap kesehatan mental 

Meskipun aksi perundungan dilakukan di dunia maya, namun dampaknya bisa langsung dirasakan oleh korban, baik dampak untuk kesehatan mental, fisik, maupun emosional.

 

Dampak pada kesehatan mental yang umumnya dirasakan oleh korban cyberbullying adalah stress, malu, kesulitan konsentrasi, cemas, merasa tidak akan, merasa kesepian, turunnya kepercayaan diri, anti sosial, depresi, hingga timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup.

 

Dampak tersebut dikatakan lebih serius dibandingkan dengan dampak perundungan yang terjadi di dunia nyata.

 

Sebuah studi lama publikasi Pakistan Journal of Medical Sciences, mengatakan bahwa korban cyberbullying memiliki pikiran untuk bunuh diri setidaknya sebanyak 2 hingga 9 kali.

 

Tak hanya pada korban, dampak cyberbullying juga bisa dirasakan oleh pelaku seperti timbulnya perilaku agresi, meningkatnya kadar kepercayaan diri, agresif dengan kekerasan, mudah marah, dan juga impulsif.


Dengan memiliki sifat-sifat tersebut, pelaku akan semakin kurang memiliki empati, rasa toleransi, dan kurang bisa mengembangkan hubungan sosial yang sehat. Hal ini juga bisa diperparah dengan karakteristik media sosial yang memungkinkan pelaku untuk melakukan cyberbullying secara anonim. Akibatnya, pelaku akan sulit untuk dilacak.

 

Menjadi korban cyberbullying tentu bukan hal mudah untuk dilalui. Bayang-bayang perlakuan tersebut bisa saja berulang kali muncul menghantui.

Jika kamu adalah salah satu dari seseorang yang pernah mengalami hal tidak menyenangkan ini, kamu bisa menyimpan semua bukti-bukti perundungan dan melaporkannya ke pihak yang berwajib.

 

Lebih dari itu, kamu juga bisa menceritakan perlakuan yang kamu terima ke orang-orang kepercayaanmu untuk melegakan beban di benakmu. Namun,  jika dampak yang kamu rasakan mulai mempengaruhi kesehatan mental, selalu ada opsi untuk konsultasi ke psikolog untuk membantu kamu pulih dari pengalaman tersebut.

 

Langkah ini cukup penting untuk dilakukan demi mencegah dampak kesehatan mental yang semakin parah. Sebagai referensi, kamu bisa memilih layanan konseling Ibunda.id bersama dengan psikolog-psikolog profesional dengan berbagai spesialisasi. Mereka akan senantiasa mendengarkan cerita kamu dan membantu kamu menangani masalah yang sedang kamu hadapi.

 

Jadi yuk, coba konseling bareng Ibunda.id



Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Psikolog Anak Bukan Sekedar untuk Anak yang Memiliki Gangguan

Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Trauma Fatherless: Ketidakhadiran Ayah Bisa Memicu Luka Inner Child

Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...

Hubungan Relasi , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Mengapa Kehilangan Sahabat Lebih Menyakitkan Dibanding Putus Cinta?

Berbeda dengan putus cinta, kehilangan sahabat seringkali menimbulkan kesepian mendalam dan trauma yang sulit sembuh. Selain keluarga, sahabat adalah ...

Komentar ( 0 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id