Nggak cuma menggambarkan kondisi anak tanpa ayah, fatherless country juga menggambarkan keadaan negara dimana banyak anak-anaknya hidup tanpa mendapatkan kasih sayang ayah dan tidak menerima peran ayah dalam hidupnya. Jadi bukan hanya anak dengan ayah yang sudah meninggal selama lamanya, tapi bisa jadi anak yang hidup melalui perceraian orang tua hingga anak yang memiliki keluarga utuh tapi tanpa peran ayah.
BACA JUGA: Rasanya Jadi Anak Rantau di Negeri Orang
Alasan Indonesia disebut sebagai Fatherless Country
Budaya patriarki
Budaya dimana peran kedua orang tua dijalani dengan sangat berbeda. Misalnya saja suami tugasnya bekerja sementara istri harus selalu ada untuk anak.
Beruntungnya beberapa tahun kebelakang banyak pasangan muda yang mulai menghancurkan stigma ini. Sekarang, banyak suami yang memutuskan bekerja dari rumah sambil mengurus anak, atau seorang istri yang boleh bekerja kapanpun dengan tidak meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu.
Maraknya perceraian
Memang nggak semua perceraian menghancurkan anak, tapi sedikit banyak kasus perceraian memang membuat hak asuh anak jatuh pada ibu. Sosok ibu memang bisa memiliki banyak peran dari mulai menafkahi hingga merawat fisik anak, tapi tetap aja lho peran ayah nggak bisa digantikan 100%
Kelekatan dengan ayah sangat minim
Seperti penjelasan diawal, keluarga yang utuh juga bisa mengalami isu fatherless. Salah satunya adalah fenomena kesibukan ayah yang membuat jumlah waktu bermain yang singkat sehingga anak bisa kehilangan waktu dengan ayahnya.
BACA: Apakah Semua Permintaan Ortu Harus di Kabulkan?
Dampak Fatherless di Sepanjang Kehidupan Korbannya
Anak tumbuh dengan harga diri yang rendah
Pemalu, mudah takut, terlalu bergantung dengan orang lain. Gambaran mudahnya disebut attachment disorder atau yang sering disebut daddy issue
Kesejahteraan psikologis yang rendah
Beberapa kondisi kesejahteraan psikologis seseorang yang rendah dapat dilihat dari sering impulsif dalam bertindak dan sulit mengambil keputusan secara mandiri. Hal ini wajar banget sebenarnya karena mereka tidak memiliki panutan atau contoh sosok laki-laki dewasa dalam hidupnya.
Mencari kelekatan diluar keluarga
Kalau kita bisa belajar dari masa lalu, kita bisa saja membangun hubungan yang sehat dan menyenangkan seperti seharusnya. Namun, bagi yang sulit untuk melalui masa ini, khawatirnya mereka bisa aja terjerumus kedalam geng atau kelompok pertemanan yang kurang baik secara norma dan aturan.
Beberapa diantara mereka beruntung dapat kasih sayang yang penuh meski tanpa ayah. Lainnya masih berjuang buat diri sendiri tumbuh dan berkembang tanpa hadirnya peran ayah. Kalau kamu butuh bantuan, ingat ibunda.id selalu ada buatmu ya!
sumber: psycom.net; Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice & Research (2018)
Jakarta, 13 Desember 2024 – Ibunda.id, platform kesehatan mental terkemuka di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Eternal ...
Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...
Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id