Pernahkah kamu merasakan hampanya perasaan, mood, bahkan semangat untuk menjalani hari? Rasanya, udah nggak bisa lagi membedakan apa itu emosi sedih, senang, bingung, bahkan marah.
Banyak orang yang mengira mereka yang mengalami kekosongan emosi ini dikarenakan sifat seperti pemabuk, mereka yang identik dengan perilaku self-harm, hingga stigma orang yang hidupnya memang “kacau”.
Padahal, orang-orang yang terlihat aktif dan bersosialisasi juga bisa saja mengalami kekosongan emosi. Justru, karena mereka hampa dan nggak bisa mengenali emosinya sendiri, mereka jadi mempertahankan eksistensinya. Narsistik, periang, over-independent, defensif terhadap segala keadaan, hingga mereka yang terlihat nggak bisa fokus.
Beberapa tanda jika kamu mengalami kosongnya emosional:
Kamu nggak mampu berpartisipasi dalam kehidupanmu sendiri
Kamu mungkin menjalani hari dengan “yaudah deh gitu aja”, tanpa hadirnya minat, hambatan yang berarti, bahkan gairah untuk menjalani hari.
Kamu gagal mengakses perasaanmu
Kondisi ini mungkin yang sering dideskripsikan dengan mati rasa bagi banyak orang. Ketika kamu mengalami sesuatu, kamu nggak bisa mengakses perasaan yang ada, kamu nggak tau kamu senang, kecewa, atau sedih.
Merasa jauh atau terpisah dari orang lain
Karena kamu nggak mampu mengakses perasaanmu, maka rasanya kamu semakin jauh dan nggak bisa ikut memahami perasaan orang lain. Akhirnya, kamu jadi merasa nggak terkoneksi dengan mereka, dan lebih suka menyendiri secara berlebihan.
Kesulitan memiliki perasaan positif
Karena gelapnya keadaanmu, kamu jadi sulit untuk membangun perasaan yang positif. Segala keadaan negatif, segala emosi jadi hampa, nggak menghasilkan perasaan positif.
BACA JUGA: Sering Merasa Insecure, Apa sih Penyebabnya?
Penyebab Mati Rasa Emosional
Kalau kamu mengalami hal ini, mungkin kamu tertarik lebih dalam kenapa kamu bisa merasakan kekosongan emosi ini. Coba refleksikan ya, benar nggak penyebabnya ada disini?
Saking tingginya tingkat stres, kamu justru menghindari segala emosi yang ada.
Kehilangan dan kesedihan
Akibat sesuatu hal buruk terjadi terlalu cepat, kamu cenderung membeku dan nggak bisa merasakan apapun.
Pada beberapa gangguan seperti BPD, skizofrenia, dan depresi, gangguan ini akan membuat seseorang nggak benar-benar merasakan perbedaan emosi yang ada.
Studi menyebutkan, mereka yang menjadi penyintas kekerasan ini nggak bisa mengenali lagi emosi-emosi yang muncul
Treatment untuk Membantu Menghadapi Mati Rasa Emosional
Beberapa hal perawatan atau treatment bisa kamu dapatkan melalui seorang profesional
Psikoterapi
Tujuan utama dari psikoterapi, menurut sebuah penelitian, adalah untuk merangsang pemahaman tentang masalah dan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah yang efektif dan paling sesuai.
Cara kerja psikoterapi dengan membiarkan perasaan muncul dan memprosesnya dalam lingkungan terapi yang aman.
Metode ini bekerja dengan cara mengekspresikan dan memahami emosi yang muncul serta memeriksa sumber respons emosional tersebut. Ini membahas bagaimana pikiran tertentu dapat berkontribusi pada emosimu yang seharusnya keluar.
CBT bertujuan untuk membuatmu kembali bisa mengenali kondisi emosionalmu.
Selain itu, dengan mempelajari dan mempraktikkan strategi CBT ini, diharapkan kamu mampu mengelola stres, melewati pengalaman traumatis, depresi, dan kecemasan, serta dapat menjinakkan pikiran negatif.
Cara ini bekerja dengan membantumu mengenali cara-cara di mana kamu harus mencoba untuk menekan atau mengendalikan pengalaman yang emosional. Tujuan utamanya untuk membantumu melewati tiap pengalaman yang emosional sambil memusatkan perhatian dalam menjalani tiap fase kehidupan.
Nggak masalah kalau kamu bersedih. Kamu bisa meminta dukungan dari orang terdekatmu, yang kamu percaya untuk menjadi “rumah” bagi emosimu.
Kualitas tidur dan jumlah istirahat sangat penting untuk mengelola berbagai gejala pada kesehatan fisik, emosional, atau mental. Jangan lupa juga untuk tidur tujuh jam atau lebih setiap malam.
Sebenarnya, stress ini jadi kontributor utama pada kekosongan emosimu tadi. Kamu bisa meminimalisir stress dengan menyediakan waktu untuk self-care, menerapkan work-life-balance, atau memiliki support system yang baik untuk saling berbagi.
Jika beberapa cara ini masih belum efektif membantumu, kamu bisa hubungi psikolog melalui ibunda.id untuk melakukan treatment yang sesuai untukmu. Jangan terlalu lama berdiam pada situasi ini ya!.
sumber: verywellmind
Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...
Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...
Mental Health Check-Up (MHCU) itu cocok untuk kamu yang akhir-akhir ini sering mengalami stress, overthinking, cemas akan masa depan, dan sulit mengel ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id