Tinggal di negeri orang, mungkin terdengar keren awalnya. Setelah dijalani, ternyata banyak banget tantangannya. Tenang, kamu nggak sendiri. Seorang psikolog Ibunda, mbak Desi Wulansari, M. Psi., Psikolog juga pernah berada diposisi yang sama. Jadi, kali ini mbak Desi berkenan membagian pengalaman dan insightnya buat kita semua terkait pengalamannya jadi anak rantau.
Culture Shock jadi Anak Rantau
Sebenarnya adalah yang wajar ketika berada di lingkungan yang baru dan sangat berbeda dengan lingkungan kita sebelumnya. Pada beberapa orang juga harus memulai semua dari 0 termasuk menjalin pertemanan, kebutuhan sehari-hari, sistem kesehatan, tempat tinggal. Disinilah beberapa energi kita mungkin cukup terkuras.
BACA JUGA: Sudah Siap Berdamai dengan Traumamu?
Antara Perpindahan dan Suasana Hati
Ketika awal kepindahan tentu ada rasa kesepian dan “empty” karena kehilangan rutinitas yang biasa dilakukan seperti bekerja di lingkungan sendiri atau main bersama sahabat. Beberapa hal yang pasti dirasakan orang-orang yang merantau, seperti..
Harus ngirit banget gara-gara serba mahal
Gaya, model berkomunikasi, hingga cara berpakaian berbeda
Kebiasaan orang-orang sekitar yang nggak sesuai sama diri
Bahasa dan makanan dalam keseharian mendadak berganti
Lingkungan baru dan adaptasinya yang terasa melelahkan
Alhasil jadi sering stres, cemas, kesepian, bahkan fisik jadi sering sakit-sakitan. Mau cari pertolongan, bingung harus mulai dari mana. Akhirnya jadi nggak fokus sama tujuan awal bekerja atau meraih pendidikan di kota orang.
BACA JUGA: Ketika Menghukum Diri Lebih Mudah daripada Mengapresiasinya
Nah diposisi ini, psikolog Desi sebenarnya sangat bersyukur sebab kemajuan sosial media dan teknologi bisa mendekatkan mereka yang terasa jauh sama kita. Selain itu, mbak Desi juga mencoba mencari kegiatan produktif atau mempelajari hal-hal baru seperti mencoba resep-resep baru, mengikuti kegiatan di negara baru dan mencari komunitas. Disini kamu bisa juga coba beberapa cara dibawah ini
Lakukan ini Kalau lagi Homesick dan Kesepian
Beberapa hal yang bisa dilakukan kalau rasanya kamu lagi kewalahan menjalani hari-harimu sebagai anak rantau:
Diet sosmed dulu sembari memulai buat gratitude journal
Temukan support system baik ditempat rantauan maupun dirumah
Manajemen waktu seperti menyeimbangkan waktu istirahat dan belajar
Melakukan hal–hal yang menyenangkan seperti beres-beres kamar, nonton film favorit atau melakukan hobi lamamu di kampung
Persiapan Mental Sebelum Merantau
Biar nggak merasakan kesedihan yang mendalam dan terus menerus, kamu bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan pengetahuan tentang negara atau daerah tujuan sebelum keberangkatan. Selain itu, siapkan diri untuk berproses misalnya menyiapkan finansial atau bahasa. Setelah sampai tempat tujuan, mari belajar berdamai dengan diri jika ada situasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi ya!
Resiko Mental Ketika Merantau
Tentu ada resiko terhadap kesehatan mental ketika kita diharuskan berpindah ke tempat baru. Misalnya aja stress yang dialami akibat berbagai tekanan adaptasi dan bisa juga jadi lebih buruk ketika kita tidak mampu mengatasinya. Namun di sisi lain stres juga dapat menjadi pendorong kita untuk menemukan solusi-solusi atas tantangan yang kita alami.
Kalau rasanya masih kesepian dan butuh seseorang untuk memetakan masalahmu, kamu bisa konseling dengan psikolog Ibunda.id dengan menyesuaikan waktumu disana lho. Biar dirasa lebih relate, kamu juga bisa konseling dengan psikolog Desi mengenai kondisimu saat ini. Konseling sekarang melalui chat, telepon, atau video call dengan psikolog Desi dengan cara klik disini
Jakarta, 13 Desember 2024 – Ibunda.id, platform kesehatan mental terkemuka di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Eternal ...
Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...
Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id