...
1
0
Hubungan Relasi , Masalah Emosi

Jangan Sampai Salah, Hati-Hati dalam Mendengarkan Orang Lain

avatar Athiya Nur Azzahra 10 Nov 2022 20 Pembaca
10 Nov 2022 20 Pembaca

Pernah nggak sewaktu punya unek-unek yang kesal, berat, padat, rasanya mau marah banget keseseorang, tapi malah nggak kesampaian buat berkeluh kesah gara-gara waktu curhat nggak dikasih respon yang menyenangkan? Alhasil hati malah makin sumpek, pikiran makin ruwet. 


Dalam mendengarkan sendiri sebenernya ada cara yang lebih baik. Mendengar yang baik ini sebaiknya tidak diikuti dengan kritikan, komentar atau kata-kata yang dapat menyakiti hati orang lain. Mereka yang datang kepada kita untuk didengar, biasanya pure hanya ingin didengarkan. 


Yuk coba kita pelajari disini cara mendengarkan dengan lebih baik buat orang lain.


Mendengar Pakai Empati

Mendengar pakai empati berarti berusaha mendengarkan dengan tulus. Ibaratnya nggak hanya pasang kuping aja ketika orang lain berkeluh kesah. Cobalah untuk lebih memahami orang lain dengan sederhana. Tanpa pertanyaan, tanpa kritikan.


Cara merespon ceritanya mungkin bisa seperti..

“Iyaa aku dengerin”

“Kenapa kamu bisa ngerasa begitu?”

“Apa yang bisa aku bantu?”

“Aku disini yaa buat kamu”


Jadi kata-katanya merujuk pada bersikap seadanya memahami orang lain. Selain itu, perhatikan juga mungkin seseorang yang sedang curhat nggak ingin diberikan solusi. Mereka cuma butuh sandaran, mereka cuma mau “tempat sampah” pikirannya yang lagi panas dan memuncak. 


Jika mereka menanyakan “Menurutmu gimana?” atau “Baiknya gimana yaa?” Barulah disitu bisa jadi tempatmu untuk memberikan saran. Kalau mereka nggak minta saran, well sebenarnya kita cukup diam dan mengangguk aja kok ketika dia mengeluarkan ceritanya. Namun jangan lupa untuk fokus juga pada ceritanya ya!


BACA JUGA: Bentuk Kekecewaan Anak pada Orang Tuanya


Hindari Mendengar tanpa Empati

Mendengarkan yang langsung berusaha memperbaikimu dan fokus pada kesalahanmu. Contoh mendengarkan tanpa empati ini mungkin bisa tergambar dari hubungan seseorang dengan rekan bicaranya yang lebih tinggi secara usia atau status. 


Misalnya aja seorang anak yang curhat sama ayahnya, atau seorang karyawan yang sedang curhat dengan atasannya. Karena mereka lebih tinggi, maka mereka berusaha untuk memberbaiki orang lain.


Biasanya cara meresponnya seperti..

“Ya harusnya kamu tuh kemarin..”

“Aku juga pernah, malah lebih parah”

“Kan udah aku bilangin..”

“Jangan sedih mulu lah sekarang!”


Orang Lain Cuma Butuh Didengarkan tanpa Diperbaiki

Terkadang, orang lain cuma butuh didengar aja, tanpa diberikan nasehat. Kadang kita hanya butuh tempat untuk berkeluh kesah, tanpa dinilai kesalahannya. Kadang kita tau kok kita gagal dan melakukan kesalahan. Kita cuma butuh tempat yang aman buat cerita aja.


Kita juga kadang sadar, paham banget kalo kita salah. Jadi kembali lagi, maunya cukup di dengar aja, nggak perlu diajarin apalagi dikritik. Kecuali, memang kita buat kesalahan sama orang yang kita curhatin. Wajar untuk dinasehati terhadap kesalahan kita sendiri.


BACA JUGA: Childhood Emotional Neglect, Luka Pengabaian Emosional pada Anak


Cara Mendengarkan dengan Lebih Baik

Mendengar dengan hati dan empati sangat diperlukan. Tujuannya tentu buat membangkitkan self-esteem orang lain dan membuat diri kita menjadi lawan bicara yang menyenangkan. 


Beberapa cara yang dapat kamu lakukan seperti..


Aktif merespon perasaan orang lain

Menanyakan apa yang mereka butuhkan

Memahami secara emosional 

Memandang mereka ketika berbicara 

Memberikan resons yang tulus


Didengarkan merupakan keinginan tiap orang. Kita ingin didengarkan dan dipahami, nggak cuma diberikan respon membanding-bandingkan luka dengan orang lain.

Apabila kamu membutuhkan seorang profesional untuk mendengarkan, kamu bisa hubungi psikolog di ibunda.id ya!


sumber: berkeleywellbeing & aware-ae.com

Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Sakit Fisik yang Berhubungan dengan Depresi

Seseorang yang berada dalam fase depresi seringkali merasa sedih, merasa bersalah, putus asa, mudah tersinggung, kehilangan motivasi beraktivitas, dan ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Psikolog Anak Bukan Sekedar untuk Anak yang Memiliki Gangguan

Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Trauma Fatherless: Ketidakhadiran Ayah Bisa Memicu Luka Inner Child

Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...

Komentar ( 0 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id