Jika kamu sering merasa terkekang dan dibatasi banyak aturan oleh orang tua, mungkin kamu sedang berada dalam tipe pengasuhan otoriter atau yang saat ini umumnya dikenal sebagai strict parents. Strict parents merupakan salah satu jenis pengasuhan yang berusaha untuk melatih anak agar disiplin dan patuh pada orang tua. Namun, alih-alih mengajarkan anak untuk mengelola perilaku mereka sendiri, para strict parents justru berfokus pada kepatuhan dan seringkali memberikan respon berupa hukuman untuk perilaku buruk pada anaknya. Alhasil, membuat anak mereka mengembangkan berbagai luka emosional sedari kecil. Sebelum mulai membahas tentang dampak emosional hasil pengasuhan oleh strict parents, coba kenali terlebih dahulu bagaimana ciri pengasuhan ini. Ciri-ciri Pengasuhan Strict Parents Banyaknya tuntutan dan aturan pada hampir semua aspek kehidupan dan perilaku anak. Anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih dan mengutarakan apa yang diinginkan. Anak jarang merasakan kehangatan atau kasih sayang dari orang tua dan justru sering mendapatkan perlakuan kasar (verbal atau fisik). Anak sering dicurigai dan tidak dipercaya oleh orang tua untuk melakukan suatu hal tanpa seizin mereka. Anak sering mendapatkan kritik dan ucapan yang menjatuhkan mereka agar mengikuti aturan orang tua. Misalnya: "Mengapa kamu selalu melakukan itu?" "Berapa kali ayah harus mengatakan hal yang sama?” "Mengapa kamu tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar?" BACA JUGA: Orang Tua Toxic Juga Tumbuh dalam Keluarga Disfungsional Luka Emosional Strict Parents Tipe pengasuhan ini tentu akan berdampak pada anak, khususnya dari segi emosional. Beberapa masalah emosional yang akan kita alami apabila dibesarkan oleh strict parents adalah sebagai berikut. Cenderung cuek atau dingin kepada orang lain. Sulit untuk diterima oleh lingkungan sosial, khususnya pertemanan. Sulit percaya dan cenderung cemas saat berhubungan dengan orang lain. Memiliki rasa percaya diri rendah dan sulit menghargai diri sendiri. Kesulitan untuk membuat keputusan dan terus meragukan dirinya. Tidak tegas pada dirinya sendiri dan orang lain. Secara diam-diam menyimpan depresi dan kecemasan. Berbohong Pada Orang Tua Isu lain yang juga umum dialami oleh anak yang tumbuh dalam keluarga yang strict adalah kebiasaan berbohong pada orang tua. Seorang anak yang dibesarkan oleh strict parents umumnya akan belajar untuk berbohong atau menyembunyikan sesuatu dari orang tua. Hal ini mereka lakukan, dengan dua alasan. Terkadang aturan yang diberikan orang tua justru mengekang dan membatasi aktivitas yang mereka inginkan. Terkadang bohong juga mereka lakukan untuk menghindari amarah, hukuman, atau berkonflik dengan orang tua.
BACA JUGA: Orang Tua yang Belum Dewasa Secara Emosional
Untuk Kamu yang Mengalaminya Apabila kamu termasuk salah satu orang yang mengalaminya, pasti berat ya hidup dan besar dengan berbagai tuntutan yang mengekang? Kamu boleh kok merasa kecewa dan marah, tapi jangan terus dirawat ya! Orang tua mungkin salah dalam hal mengasuh kita, tapi mereka juga perlu untuk tetap kamu sayangi sebagai orang yang telah bersusah payah membesarkanmu hingga saat ini. Saat ini, lebih baik kamu fokus dengan kesehatan mentalmu sendiri. Terpenting, nantinya kamu tidak akan menjadi orang tua yang sama untuk anak-anakmu. Konseling Segera buat janji temu dengan psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi tentang kondisimu. Klik disini untuk dapatkan jadwalnya! Kelas online Namun kamu juga bisa ikuti berbagai kelas psikologi di Insight Me apabila ingin pelajari secara mandiri tentang kondisimu. Klik disini untuk lihat kelasnya! Referensi: VeryWellMind
Seseorang yang berada dalam fase depresi seringkali merasa sedih, merasa bersalah, putus asa, mudah tersinggung, kehilangan motivasi beraktivitas, dan ...
Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...
Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id