Mengenal Berbagai Fungsi Hormon yang Berubah Ketika Terdiagnosa Depresi

Pernahkah kamu merasa berubah dan tidak mengenal lagi dirimu setelah terdiagnosis depresi? 

Orang lain bilang kamu berubah menjadi sangat emosional, sulit mengontrol diri ketika marah, dan menjauhkan diri dari lingkungan. Padahal, yang mereka tidak tahu kamu sedang berusaha untuk pulih, setiap saat harus melawan sakit emosional, dan mencoba bersikap seolah baik-baik saja walau selalu terjaga dan menangis di tengah kesunyian malam.

BACA JUGA: Smiling Depression, Depresi tapi Kok Senyum?

Alhasil, depresi memaksamu menjadi sosok yang berkebalikan dari dirimu. Semakin hari perlahan-lahan kamu akan kehilangan kontrol karena depresi mempengaruhi pola pikir, emosi, perilaku, dan merubah fungsi hormon dalam dirimu. 

Berikut beberapa fungsi hormon yang berubah dan ciri-ciri yang dapat kamu amati

1. Hormon Tiroid

Perubahan jumlah hormon menyebabkan perubahan suasana hati yang sangat signifikan. Kamu akan sangat sensitif, mudah tersinggung ketika menerima masukan, atau tiba-tiba menjadi marah ketika ada yang tidak setuju dengan dirimu

2. Hormon Progesteron

Kondisi tubuh berubah seiring dengan perubahan hormon akibat depresi. Kamu mengalami perubahan berat badan, permasalahan tidur, sesak nafas, dan menjadi mudah sakit

3. Hormon Kortisol

Tidak melakukan aktivitas apapun bahkan memiliki istirahat yang sangat cukup dapat membuatmu menjadi sangat lelah. Namun, di lain waktu kamu bisa terserang insomnia selama berhari-hari karena rasanya sangat berat menutup mata dengan suara berisik di kepala

4. Hormon Estrogen

Kamu kompeten dan memiliki kemampuan, beberapa kali teman-teman atau atasan memberi pujian atas kinerjamu. Namun sayangnya karena depresi kamu gagal untuk merasa emosi bahagia. Lama-kelamaan, apapun peristiwa yang kamu alami, emosi sedih justru mendominasi dan motivasi berprestasi mengalami penurunan

BACA JUGA: Depresi Seringkali Terlihat Seperti Malas

5. Hormon Testosteron

Kamu sulit untuk fokus, konsentrasi mudah untuk terpecah, menurunnya gairah seksual, dan meningkatnya lemak perut menjadi ciri ketika depresi sudah mempengaruhi fungsi hormon testosteron

Bertahan tetap hidup setelah terdiagnosa depresi seperti berjalan di lapisan es yang sangat rapuh. Tidak mudah bila kamu harus melaluinya seorang diri, karena setiap langkah bisa terasa sangat menakutkan dan berat karena penuh dengan ketidakpastian. Tapi, kamu tidak harus bertahan dan berjuang sendirian. Ada banyak teman, sahabat, pasangan, dan keluarga yang siap untuk berbagi beban denganmu. Terkadang, yang perlu kamu lakukan adalah berani untuk bercerita pada mereka dan berani untuk meminta pertolongan pada profesional psikolog atau psikiater untuk membantumu segera pulih.

Jika kamu sudah siap, kamu bisa mencoba menjadwalkan konseling bersama psikolog profesional di ibunda.id atau mengikuti Kelas Online: Saatnya Bangkit dari Depresi bersama dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ untuk memperoleh materi terkait self-therapy untuk depresi, worksheet, dan handbook.

Untuk bisa mendapatkan akses kelasnya, klik disini ya!

Referensi

• Journal of Thyroid Research 

• Women’s Health Guide