Banyak yang masih bertanya-tanya tentang ciri-ciri komunikasi yang sehat, rumah yang aman, serta keluarga yang seperti “keluarga cemara” itu sebenarnya seperti apa, sih?
Pada sebuah penelitian seorang professor psikologi, disebutkan bahwa orang tua yang baik, sebenarnya merupakan orang tua yang cukup baik saja, tidak perlu berlebihan. Memang sih enggak ada juga standar atau tolak ukur dikatakannya orang tua yang baik itu seperti apa.
Namun dari penelitian tersebut, dikatakan orang tua yang baik bukan orang tua yang paling banyak mengatur sebagai orang tua dan juga bukan orang tua yang paling sedikit berperan sebagai orangtua, melainkan mereka yang menjadi orangtua dengan porsi yang tepat yaitu secukupnya.
BACA JUGA: Kenapa Kita Cenderung Menyukai Film yang Sedih?
Beberapa indikator yang bisa diukur untuk menggambarkan rumah yang aman dan nyaman adalah sebagai berikut:
Keluarga yang Memahami Peran Anak di Rumah
Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan di Indonesia dimana anak harus memahami peran orang tua, anak harus mengerti orang tua atau bahkan anak harus menggantikan peran orang tua yaitu dengan mencari uang.
Padahal, seharusnya orang tua lah yang perlu membiasakan lebih dulu memahami perasaan anak, apa yang sedang pikirkan anak, atau perasaan apa yang muncul di setiap hari.
Selain itu, sebagai anak hendaknya tugasnya ya memang bermain atau belajar. Anak tidak diwajibkan untuk bisa memahami perasaan orang tua apalagi berperan sebagai orang tua.
BACA JUGA: Hal yang Dirasakan Anak Saat Orang Tua Menikah Lagi
Komunikasi yang Terbuka dan Menyenangkan
Baik orang tua, kakak, adik, atau anggota keluarga lainnya di dalam rumah harus merasakan kenyamanan saat mengungkapkan sesuatu. Sebaiknya tidak perlu ada gaslighting, nada tinggi, kata-kata yang memalukan orang lain, hingga silent treatment ya.
Sebab, jika dari keluarga saja dibiasakan adanya gaslighting atau silent treatment, kedepannya seorang anak akan tumbuh jadi orang dewasa yang tidak mempercayai dirinya sendiri. Dia jadi sosok orang dewasa yang rendah diri, sering menyakiti hati sendiri, atau bahkan terlalu membutuhkan orang lain.
Tidak ada Satu Orang yang Mengontrol dalam Keluarga
Anak wajib banget patuh sama orang tua, tapi orang tua sebaiknya jangan jadi sosok yang paling ditakuti dalam keluarga. Semuanya bisa saling support dan menjadi benteng yang kuat bagi satu sama lain. Anak nggak ngerasa tertekan atau terpaksa melakukan sesuatu, sementara orang tua juga nggak perlu memaksakan kehendaknya sendiri.
BACA JUGA: Jangan Lupa Penuhi Kebutuhan Mood Harianmu!
Baik Orang Tua dan Anak Memiliki Batasannya Masing-masing
Penting untuk orang tua mengajarkan kepemilikan, batasan dan keputusan yang bisa dipilih anak. Misalnya mulai dari pintu kamar yang ingin ditutup atau barang-barang pribadi anak yang tidak bisa secara sembarangan dipegang atau diatur orang tua.
Hal-hal sederhana ini akan mengajarkan kepemilikan pada anak agar mereka bisa jadi orang dewasa yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
Jadi, jawaban atas orang tua yang baik sudah cukup tergambar kan, orang tua yang bagaimana? Nah, harapannya sebagai anak juga kita harus selalu menghormati menyayangi orang tua juga ya. Sebab keharmonisan rumah sejatinya jadi tanggung jawab anak, orang tua, dan pihak-pihak keluarga lainnya yang tinggal dirumah tersebut.
Kalau kamu memiliki beberapa kendala dalam hubungan keluarga, jangan ragu buat booking sesi konseling dengan psikolog di ibunda.id ya.
sumber: the.holistic.psychologist & psychology today
Jakarta, 13 Desember 2024 – Ibunda.id, platform kesehatan mental terkemuka di Indonesia, dengan bangga mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Eternal ...
Banyak yang memimpikan tumbuh besar dengan keluarga yang bisa menerima anak apa adanya, mencintai tanpa syarat, dan memberikan anak tempat untuk berdi ...
Micro cheating adalah perilaku kecil yang sering dianggap sebagai bentuk keramahan, namun sebenarnya berpotensi merusak kepercayaan dalam hubungan. Wa ...
Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id