...
0
0
Masalah Diri , Masalah Emosi

Toxic Masculinity: Beratnya Menjadi Laki-Laki dengan Masalah Kesehatan Mental

avatar Ratri Aisyah 27 Sep 2022 17 Pembaca
27 Sep 2022 17 Pembaca

Jika memiliki masalah kesehatan mental adalah suatu hal yang berat, karena berhadapan dengan stigma negatif seperti “orang yang lemah dan berbeda”.


Maka akan jauh lebih berat bagi laki-laki yang mengalaminya. Sebab, laki-laki dituntut untuk menjadi maskulin dengan tidak menunjukkan emosinya. Hal ini kemudian disebut sebagai toxic masculinity.


Definisi


Toxic masculinity merupakan konsep maskulinitas yang digunakan untuk mendefinisikan karakteristik yang tidak sehat tentang laki-laki, terutama tentang sisi emosional laki-laki.


Toxic masculinity terdiri atas beberapa tuntutan pada laki-laki, yakni sebagai berikut.

  1. Toughness: Tuntutan bahwa pria harus kuat secara fisik, emosional tidak berperasaan, dan perilaku agresif. 


  1. Anti Feminity: Tuntutan bahwa pria harus menolak apa pun yang dianggap feminin, seperti menunjukkan emosi atau menerima bantuan. 


  1. Power: Tuntutan bahwa laki-laki harus bekerja untuk mendapatkan kekuasaan dan status (sosial dan finansial) agar dapat dihargai.


Contoh


Beberapa contoh ekspresi yang mungkin secara sadar atau tidak kita tunjukkan yang termasuk dalam toxic masculinity adalah sebagai berikut.


  1. Ketika kita menyudutkan seorang laki-laki hanya karena terlihat “feminim” dan tidak menunjukkan sisi maskulinitasnya. 

  2. Ketika kita menganggap jika menangis atau mengutarakan emosi bagi laki-laki berarti tidak maskulin. 

  3. Ketika kita menganggap apabila laki-laki bertemu dengan psikolog berarti lamah atau tidak kuat secara mental. 



BACA JUGA: Suicidal Thoughts dan Suicidal Attempt. Meski Berbeda, Keduanya Tetap Berbahaya.



Stigma


Akibatnya, banyak laki-laki yang sebetulnya memiliki permasalahan psikologis berakhir mengalami hal-hal berikut ini.


  1. Perasaan gagal dan kehilangan rasa percaya diri sebagai laki-laki. 

  2. Perasaan terisolasi dan sendiri, sehingga tidak mampu bergaul secara sosial dan terus menarik diri.

  3. Malu untuk mencari bantuan profesional, sehingga membiarkan masalahnya tidak terobati.


Faktanya


Padahal masalah kesehatan mental dapat dimiliki oleh siapapun dengan ragam sebab yang tidak bisa disamakan. 


Seseorang bisa jadi mengalami hal yang amat menyakitkan di masa lalu, dan mungkin saat mengalaminya kita juga akan merasakan hal yang sama. Misalnya, mendapatkan kekerasan dari orang tuanya atau kehilangan orang tersayang. 


Menjadi rapuh karena luka emosional di masa lalu tentu menjadi hal yang wajar. Laki-laki juga dapat memiliki sisi lembut dan sensitif sebab mereka juga memiliki emosi dan perasaan.



BACA JUGA: Tips Berbicara Pada Orang Tua Bahwa Kita Butuh Bertemu Psikolog



Terakhir dari Ibunda


Masalah kesehatan mental bukan menjadi ingin setiap orang yang memilikinya. Sehingga berhenti salahkan diri sendiri ya atas kondisimu. Cobalah untuk mulai cari bantuan ahli seperti psikolog atau psikiater untuk atasi kondisimu. 


Jika kamu merasa sulit untuk mengungkap dan mengelola inner child dalam dirimu, kamu dapat memanfaatkan beberapa layanan yang disediakan ibunda.id, seperti konseling atau kelas online di Insightme.id.


Berikut adalah kelas online yang mungkin relate dengan kondisimu sekarang ya!


Kelas depresi: Overcoming Depression

Kelas cemas: Belajar Lepas dari Rasa Cemas


Klik disini untuk dapatkan konseling! atau;

Klik disini untuk dapatkan akses kelasnya!



Referensi:

Verywellmind


Masih Mau Baca-Baca Lagi?
Coba Cek Artikel Ini!

Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Sakit Fisik yang Berhubungan dengan Depresi

Seseorang yang berada dalam fase depresi seringkali merasa sedih, merasa bersalah, putus asa, mudah tersinggung, kehilangan motivasi beraktivitas, dan ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Perilaku Psikolog Anak Bukan Sekedar untuk Anak yang Memiliki Gangguan

Mayoritas orang berpikir, psikolog anak diperlukan hanya ketika anak mengalami kesulitan belajar, gangguan emosi, ataupun permasalahan perilaku yang s ...

Anak & Remaja , Masalah Diri , Masalah Emosi , Trauma Fatherless: Ketidakhadiran Ayah Bisa Memicu Luka Inner Child

Seseorang yang tumbuh dewasa tanpa figur Ayah seringkali merasakan ada bagian dari dirinya yang hilang. Meskipun Ibu berusaha sangat keras mengambil a ...

Komentar ( 0 )

Silakan verifikasi email '' untuk menggunakan layanan Ibunda.id